Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2021

Ketua RT Mampu, Masyarakat Maju

  “Mau mendaftar vaksin masih bisa, pak?” Tanya salah satu warga sambil memegang kemudi sepeda motornya. Tampaknya ia baru saja pulang kerja dalam keadaan tergesa-gesa.   “Maaf, mas. Kemarin sudah ditutup, hari ini undangan juga sudah didistribusikan.” Jawabku dengan perasaan berat. Khawatir akan mengecewakannya.   “Kemarin – kemarin apa tidak tahu pengumumannya? Udah di share sejak dua pekan lalu di grup RT/RW.”   Aku berusaha menjelaskan runtutan informasi agar warga tersebut memahami.   “Nggak ada pengumuman apa-apa dari pak RT, pak.”   “Huf,” ku hela nafasku pelan sambil mengucapkan permohonan maaf seraya membesarkan hatinya.   “Semoga kapan-kapan ada lagi, mas.”   Seringkali pengumuman penting yang seharusnya diketahui oleh masyarakat terputus di tengah jalan. Hal ini tentu bukan sekali atau dua kali melainkan rutin terjadi. Bagi sebagian orang mungkin pengumuman itu tidak terlalu penting tapi bagi yang lainnya hal itu mungkin mendesak. Apalagi saat ini surat vaksin

Catatan Malam Pertama

Setelah sekian lama bergelut dengan orang-orang yang positif Covid 19 akhirnya tiba juga saatnya kami harus istirahat sejenak.  Kebetulan kami berdua sama-sama pelayan masyarakat. Saya selalu perangkat Desa sedangkan istri bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit Pemerintah.  Saat rekan-rekan kami satu persatu dinyatakan positif. Dengan sisa tenaga yang ada kami bergelut dengan banyak warga. Mulai mendistribusikan sembako, mengantar tracking warga yang kontak erat, menyiapkan pemakaman dengan protokol kesehatan hingga membantu pemulasaraan jenazah yang meninggal karena Covid.  Mirip tapi tak sama, sang istri sebagai tenaga kesehatan hari-harinya pun banyak dikelilingi orang - orang yang terpapar virus hingga akhirnya sang istri dinyatakan positif setelah melakukan swab mandiri karena merasakan gejala flu.  Kami adalah manusia biasa sebagaimana yang lainnya. Punya potensi terpapar walau sudah berikhtiar. Mengikuti vaksin, menjaga jarak, memakai masker, tidak berkerumun dan berusaha

"Selamat Jalan Pakde"

Satu hari sebelum kepergiannya kami mengirimkan bantal dan selimut agar tidurnya menjadi nyenyak.  Sudah sepekan ini ia menjalani perawatan di rumah sakit seorang diri. Berteman dengan jam dinding dan televisi di ruang isolasi.  Dengan nafas terengah-engah ia berusaha bertahan dari penyakit yang dideritanya. Bahkan pagi hari ditemani sang istri yang sempat menemani semalaman seolah ia ingin berkata: "Aku masih semangat. "  Tangan kanannya mengepal ke atas hingga terlihat selang infus yang menempel.  Menjelang siang kondisinya semakin membaik ditandai dengan nafsu makannya yang meningkat. Jam pun berlalu, suasana menjadi tak karuan, kali ini kondisinya benar-benar drop.  Sang istri yang selama ini begitu tegar dan sabar tak kuasa menahan air mata menyaksikan kondisinya yang semakin menurun. Ia hubungi adiknya yang bekerja di RSUD Ungaran agar segera datang membantu kakak iparnya melalui pesan suara yang terisak-isak.  Selama perjalanan menuju RSPAW sang kakak terus menyampaika

Tetaplah Semangat Membantu Sesama

Salam Sehat, Semangat dan Kuat untuk kita semua. Bagi yang sudah selesai melaksanakan Isolasi Mandiri kami Ucapkan Selamat Beraktifitas  kembali. Bagi yang masih diuji dengan penyakit kami doakan semoga diberikan kesabaran, semoga ujian ini menghapus dosa-dosa yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dalam rangka meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat sebagai bentuk kewajiban dan tanggungjawab kita, tentu tugas itu tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua orang, melayani masyarakat yang jumlahnya besar dibutuhkan pemikiran yang besar, hati yang besar dan tenaga yang besar. Ada sekian banyak saudara kita yang terpapar mulai dari sakit hingga meninggalkan dunia, baik dari kalangan medis maupun perangkat desa. Entah sudah berapa jumlah anak yatim dan piatu  baru dan keluarga yang  tidak lagi lengkap anggotanya. Rizki kita memang tidaklah banyak, ekonomi kita memang tidaklah kuat sebagaimana orang-orang yang rumahnya megah dan bergelimangan harta. Tapi kita punya niat dan kekuatan d

Covid Berulah Lagi

Ini pengalaman ketiga kami menyiapkan pemakaman dengan protokol kesehatan ala Covid19.  Pemakaman pertama dibantu relawan dari Dinas Sosial Kabupaten Semarang satu tahun lalu, pemakaman kedua pekan kemarin dan ketiga rencananya dini hari ini.  Kabar meninggalnya warga disampaikan melalui grup ta'mir Masjid usai rapat pembahasan teknis pelaksanaan Idul Qurban 1422 H. Hanya berselang sekian menit setelah masuk rumah, tepatnya jam 22.07 WIB.  Sambil rebahan kutunggu kelanjutan kabar pemakaman. Pengumuman lewat speaker masjid dikumandangkan, tak lama HP terdengar panggilan.  "Oh, rupanya mas Supri. " Kuambil HP yang baru saja tergeletak di lantai.  "Informasinya Almarhumah positif Covid19, saat ini posisinya di Yogyakarta," ucapnya.  "Ok, kita siapkan perlengkapan sesuai protkes dan 5 orang relawan yang siap memakamkan, sambil memastikan kesiapan pemakaman. "  Ucapku.  Kuambil kontak sepeda motor dan kantor menuju rumah duka untuk mencari informasi  lengka