Skip to main content

"Selamat Datang Malaikat Kecilku"

Oleh : Erfani

Jam dinding menunjukkan pukul 3 sore. Kurapikan dokumen di meja kerja dan sebuah laptop merk asus. Baru saja hendak kumasukkan ke dalam tas tiba-tiba telpon seluler berdering. Pada layar depan tampak nama Hanafi memanggil, dengan sigap ku angkat telpon itu.

"Abi.. ketuban Umi sudah pecah." Katanya polos layaknya anak kecil.

"Iya.. Abi langsung pulang." Jawabku sambil tergesa-gesa menutup ruang kantor tanpa sempat merapikan dokumen yang tercecer dan laptop yang masih menyala di atas meja.


Sepanjang perjalanan pulang ku terus berdoa :

"Ya Allah.. selamatkan istri dan bayi kami." Doa itu terus terlantun hingga tiba di rumah.

Setibanya dirumah langsung ku hampiri istriku yang sudah menunggu di halaman depan. Wajahnya tampak pucat, tangannya tak henti mengelus perutnya sambil menahan sakit.

Dalam keadaan seperti itu, yang ada difikiranku adalah bagaimana bisa segera melakukan tindakan pertama.

Kudekatkan sepeda motor tepat di depannya agar memudahkan naik. Perlahan istriku meraba naik dan terus mengelus perutnya yang semakin kencang.

Selama perjalanan menuju klinik, perasaan bercampur aduk antara cemas, khawatir. Kaki serasa bergetar dan hati penuh debar.

Di tengah situasi itulah hati seakan berbisik " betapa hebat seorang ibu, menahan sakit yang sangat dahsyat, berjuang demi buah hatinya agar selamat, tak perduli nyawa taruhannya."

"Ya Allah.. apa yang kuberikan kepada anak dan istriku ternyata belum seberapa jika dibanding pengorbanan istri untuk kami semua." Gumamku dalam hati.

Tak terasa, bulir air mata mengalir tanpa sengaja, pipiku basah, mataku memerah. Jariku terus mengusap air mata agar tak ada seorang pun yang melihat tangisku, termasuk istriku.

Sepeda ku terus melaju perlahan hingga ke tempat tujuan.

Di depan Unit Gawat Darurat (UGD) Klinik Nasyifa ku lihat 3 orang perempuan muda berseragam putih di ruang Lobby dan seorang lagi memakai baju berwarna cokelat muda.

"Tolong mbak, ketubannya sudah pecah." Pintaku kepada mereka agar segera membantu kami menyiapkan persalinan. Ketiganya menghampiri membantu kami,  pelan-pelan istriku turun, sedangkan aku memarkirkan sepeda motor yang sudah basah bagian jok belakangnya karena rembesan air ketuban.

Jarak ruang tindakan dengan lobby tidaklah jauh, hanya berjarak 5 meter. 3 perawat masuk ruangan, menyusul kami.

Salah seorang perawat mempersilakan istri ku naik ke bed disebelah pojok dekat jendela. Satu per satu kakinya melangkah naik melalui tangga kecil berwarna hitam, dan merebahkan badannya dengan sangat hati-hati.

Sesaat kemudian, kedua tangannya mulai memegang besi bed bagian atas, salah satu perawat berpesan agar istriku menahan dulu karena sedang dipersiapkan.

Tapi karena sudah tidak kuat menahan, tak sampai 5 menit, bayi kecil keluar dari rahim istriku bersamaan dengan keluarnya air ketuban secara deras.

Kupandang istriku, "Alhamdulillah, anak kita sudah lahir dengan selamat."

Terima kasih istriku, Insya Allah aku kan selalu menjagamu.
.............

Lopait, 7 Oktober 2019

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Brosur Penerimaan Peserta Didik Baru paud Permata Bunda

Brosur PPDB Permata Bunda Bawen 2015 Tahun ajaran 2015/2016

Brosur Peneriman Peserta Didik Baru TK ABA Meteseh Semarang

Brosur PPDB TK ABA Meteseh Semarang Tahun pelajaran 2015/2016 Halaman Depan Halaman Belakang

Tempat jual tahu bakso di semarang enak

Tahu bakso adalah jajanan khas kota Ungaran Kab. Semarang. Selain bisa langsung dimakan jajanan tahu bakso juga bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga, sahabat dan handai taulan. Tidak sulit mencari outlet yang menjual tahu bakso di Ungaran, hampir dikanan kiri jalan sepanjang jalan Jogjakarta, Solo, Semarang (Joglo Semar) menjajakan makanan khas ini.