Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

Politik itu Dinamis

Oleh: Erfani Mengamati perkembangan politik saat ini semakin unik. Sejak pelantikan kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi, Rabu, 23/10/2019 kita dikejutkan oleh wajah para Menteri yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Kejutan pertama adalah diangkatnya Fahrul Razi sebagai Menteri Agama pertama dari militer sejak era Reformasi. Kita tahu selama ini Menteri Agama selalu diisi oleh kader Nahdlatul Ulama (NU). Banyak yang menduga posisi yang sama juga pasti ditempati oleh kader NU selaku organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kedua, diangkatnya CEO GoJek, Nadiem makarim sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan. Serupa dengan Kementerian Agama, pos ini juga biasanya diisi oleh kader Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang konsen membangun SDM melalui jalur pendidikan. Ketiga, yang juga menarik adalah masuknya Prabowo Subianto dijajaran Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan. Tentu saja masuknya Prabowo subianto banyak menimbulkan spekulasi, pasalnya pa

Merindu Kasih ibu

*Oleh: Erfani* Setiap orang pasti pernah merasakan sakit meriang atau masuk angin. Beragam cara dilakukan untuk menyembuhkannya. Ada yang ke dokter lalu diberi obat, ada yang ke mantri minta disuntik, ada yang pergi ke dukun minta dipijat. Tiap orang punya kecocokan masing-masing, belum tentu dengan penyakit yang sama dan dokter yang sama penyakit yang diderita bisa sembuh. Pengalaman saya pribadi, biasanya jika masuk angin obatnya sederhana yaitu dikerokin sama Ibu. Entah karena sugesti atau apa namanya tangan Ibu serasa mujarab. Makanya jika saya masuk angin, hal pertama yang saya ingat adalah Ibuku. Semoga Allah selalu menjaganya dan senantiasa memberikan kesehatan. Lopait, 15 Oktober 2019 Ditulis saat masuk angin *Erfani*

"Selamat Datang Malaikat Kecilku"

Oleh : Erfani Jam dinding menunjukkan pukul 3 sore. Kurapikan dokumen di meja kerja dan sebuah laptop merk asus. Baru saja hendak kumasukkan ke dalam tas tiba-tiba telpon seluler berdering. Pada layar depan tampak nama Hanafi memanggil, dengan sigap ku angkat telpon itu. "Abi.. ketuban Umi sudah pecah." Katanya polos layaknya anak kecil. "Iya.. Abi langsung pulang." Jawabku sambil tergesa-gesa menutup ruang kantor tanpa sempat merapikan dokumen yang tercecer dan laptop yang masih menyala di atas meja.